Pneumonia lebih dikenal dengan radang paru paru atau infeksi yang terjadi pada paru paru sehingga menyebabkan kondisi badan menjadi demam, batuk berdahak atau nanah bahkan sesak nafas |
Waspada komplikasi pneumonia pada anak anak dan kenali gejala penumonia
Pneumonia ini akan menimbulkan infeksi sehingga terjadi peradangan baik di bagian paru paru sebelah kiri atau paru paru sebelah kanan, bahkan bisa juga terjadi infeksi dikedua sisi paru paru tersebut. Kondisi ini, akan mengakibatkan fungsi paru paru menjadi terganggu.
Kondisi inflamasi yang ditimbulkan pneumonia akan berdampak menginfeksi kantung kantung udara dalam paru paru. Gangguan inflamasi ini penyebab utamanya antara lain adalah infeksi virus, bakteri maupun jamur.
Untuk infeksi paru paru yang disebabkan oleh jamur pneumocystis jirovecii biasa disebut dengan penumonia pneumocystis atau pneumocystis jirovecii pneumonia.
Menurut catatan terdapat sekitar 20 persen dari orang dewasa yang telah terjangkit pneumonia ini dan biasanya akan terjadi pada seseorang yang memiliki kekebalan tubuh terganggu, khususnya pada penderita infeksi HIV.
Kondisi kantung udara yang terinfeksi ini akan terisi cairan maupun dahak purulen sehingga akan menyebabkan gejala antara lain berupa batuk berdahak atau bernanah, demam, menggigil bahkan sampai kesulitan bernafas.
Di negara Indonesia, pneumonia ini lebih dikenal dengan penyakit paru paru basah. Penyakit ini bisa terjadi pada anak anak maupun bayi baru lahir. Oleh sebab itu, perlu diwaspadai karena yang bisa mengalami penyakit ini bukan hanya orang dewasa saja.
Apakah penyakit pneumonia menular ?
Pneumonia virus maupun pneumonia bakteri, keduanya merupakan jenis penyakit menular. Oleh sebab itu, seseorang yang menderita penyakit ini akan dapat menyebarkannya kepada orang lain melalui droplet atau tetesan udara ketika bersin, batuk maupun ketika berbicara.
Sehingga, bagi penderita pneumonia ini disarankan sebaiknya menggunakan masker untuk menghindari percikan air liur atau droplet menyebar kemana mana.
Pneumonia yang didapat dari komunitas
Mengenai penyebab
pneumonia ini dapat didasarkan pada organisme dan tempat penyebarannya. Oleh sebab itu penumonia dapat disebarkan dari suatu komunitas.
Oleh sebab itu, terdapat kategori penyebab pneumonia, antara lain :
1. Komunitas pneumonia yang penyebarannya terjadi di lingkungan umum
Suatu organisme yang menjadi penyebab pneumonia yang ditularkan di lingkungan umum antara lain berupa :
- Bakteri Streptococcus pneumoniae.
- Organisme yang mirip dengan bakteri yaitu Mycoplasma pneumonia.
- Jamur yang pada umumnya akan menyerang seseorang yang mengalami gangguan sistem imun.
- Virus
2. Komunitas pneumonia yang disebarkan di rumah sakit
- Organisme yang mengakibatkan pneumonia yang ditularkan di rumah sakit memang lebih sulit untuk diobati.
- Di beberapa situasi, ada beberapa orang yang terkena gangguan di paru parunya ketika dia dirawat di rumah sakit.
Oleh sebab itu, penyakit yang terjadi di rumah sakit ini akan bisa menjadi serius, karena bakteri yang menyebabkannya bisa saja menjadi lebih kebal terhadap antibiotik.
- Untuk Seseorang yang memakai mesin pernapasan (ventilator) yang sering dipakai pada unit perawatan intensif maka akan memiliki risiko tinggi terkena pneumonia jenis ini. Selain itu, penyakit ini akan menjadi lebih berbahaya apabila terkenanya melalui jenis ini.
3. Pneumonia yang diperoleh dari perawatan kesehatan
Seseorang yang dirawat dengan fasiltas perawatan kesehatan dalam jangka waktu lama dan rutin di rumah sakit atau klinik, rawat jalan dan pusat dialisis ginjal maka mereka akan lebih rentan terkena penyakit paru paru.
Penyakit paru paru ini disebabkan oleh infeksi yang diperoleh di rumah sakit dan gangguan inflamasi di bagian paru paru ini bisa disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik.
Siapa saja yang berisiko tinggi terkena pneumonia
Penumonia memang bisa saja terjadi pada semua orang. Namun demikian, terdapat beberapa orang yang berisiko tinggi atau rentan terkena pneumonia ini, antara lain :
- Anak anak yang berusia 2 tahun dan dibawah 2 tahun
- Seseorang yang berusia diatas 65 tahun
- Seseorang yang dirawat di rumah sakit dalam jangka waktu lama
- Seseorang yang dirawat di ruang ICU dan memakai ventilator atau alat bantu pernapasan
- Seseorang yang menderita penyakit paru kronik atau penyakit jantung
- Seorang perokok
- Seseorang yang mempunyai imunitas tubuh rendah antara lain pengindap HIV atau seseorang yang mengkonsumsi obat yang mensuspensi sistem imun atau seseorang yang masih menjalani serangkaian pengobatan kemoterapi.
Apa saja gejala pneumonia
Gejala ringan pneumonia hampir sama dengan gejala flu biasa antara lain demam dan batuk. Namun demikian, gejala ringan pneumonia ini durasinya lebih lama jika dibandingkan dengan flu biasa.
Apabila gejala ringan pneumonia ini tidak diobati atau dibiarkan saja maka akan berlanjut menjadi gejala yang berat.
Berikut gejala berat pneumonia :
- Batuk berdahak
- Dada nyeri ketika bernafas atau batuk
- Cepat merasa lelah
- Demam dan menggigil
- Mual dan muntah
- Mengalami gangguan pada kesadaran terutama penderita yang berusia lebih dari 65 tahun
- Penderita yang berusia lebih dari 65 tahun dan mengalami gangguan sistem imun maka akan mengalami hipotermia
- Untuk penderita penumonia yang masih anak anak maka gejala pneumonia yang muncul antara lain anak akan selalu terlihat kelelahan, tidak mau makan, batuk produktif, sesak nafas dan nafas anak akan menjadi lebih cepat.
Biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk mendiagnosis pneumonia ini, antara lain :
- Rontgen dada
- Tes darah
- Tes dahak
- Oksimetri nadi
Namun demikian, ada beberapa pemeriksaan lebih yang perlu dilakukan apabila seseorang mempunyai masalah kesehatan lain atau dicurigai telah tertular ketika berada di rumah sakit.
Oleh sebab itu, diperlukan pemeriksaan yang lebih mendalam lagi, antara lain :
- Bronkoskopi
- CT Scan
- Tes gas darah arteri
- Kultur cairan pleura
Secara umum, untuk pemeriksaan yang sering dilakukan adalah foto rontgen dada dan dari hasil pemeriksaan ini, dokter dapat mengetahui lokasi yang terjadi infeksi.
Sedangkan untuk pemeriksaan laboratorium darah diperlukan agar dapat mengetahui organisme jenis apa yang menjadi penyebab infeksi tersebut.
Apa saja pengobatan untuk pneumonia
Untuk kasus penderita pneumonia, infeksi yang terjadi dapat dilakukan pengobatan dengan cara memberikan terapi suportif.
Selain itu, jika infeksi disebabkan oleh bakteri biasanya dokter akan memberikan obat antibiotik yang harus diminum sampai habis, obat penurun demam dan obat batuk untuk mencairkan dahak dan mengurangi frekuensi batuk.
Namun demikian, jika kondisi penderita pneumonia yang memprihatinkan maka disarankan untuk rawat inap.
Kondisi penderita pneumonia yang harus di rawat inap, antara lain :
- Tidak sadarkan diri atau pingsan
- Memiliki fungi ginjal yang buruk
- Usianya diatas 65 tahun
- Tekanan darah sangat rendah ( <90/<60 mmHg)
- Suhu tubuh dibawah normal
- Denyut nadi kurang dari 50 kali permenit atau lebih dari 100 kali permenit
- Nafas sangat cepat (lebih dari 30 kali permenit untuk orang dewasa)
Komplikasi pneumonia dapat terjadi pada :
- Orang tua dan seseorang yang sebelumnya sudah memiliki penyakit seperti diabetes
- Anak kecil
Komplikasi yang ditimbulkan antara lain :
- Keracunan darah (sepsis) yang akan berakibat serius, meskipun komplikasi ini jarang sekali terjadi
- Tulang rusuk meradang yang dapat menimbulkan kegagalan pernapasan
- Radang selaput dada, kondisi ini bisa terjadi ketika lapisan tipis antara paru paru dan tulang rusuk meradang, sehingga dapat menyebabkan kegagalan pernapasan
- Abses paru paru, komplikasi ini jarang terjadi karena hanya akan ditemukan pada seseorang yang memiliki penyakit serius dan seseorang yang mempunyai riwayat penyalah gunaan alkohol parah.
Bagaimana cara pencegahan pneumonia
Pencegahan pneumonia dapat dilakukan dengan cara, antara lain :
- Menjaga kebersihan dengan baik yaitu dengan cara mencuci tangan secara teratur atau menggunakan hand sanitizer.
- Melakukan vaksinasi, supaya memastikan risiko terserangnya penyakit ini menjadi semakin kecil. Khususnya pada anak anak dibawah usia 2 tahun dan usia 2 sampai 5 tahun dan pada anak diatas usia 6 bulan perlu diberikan suntikan flu.
- Berhenti merokok supaya pelindung paru paru tidak terganggu
- Menjaga sistem kekebalan tubuh dengan cara tidur yang cukup, olahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan nutrisi sehat.
Apabila seseorang mengalami gejala pneumonia seperti yang disebutkan diatas, sebaiknya dapat segera berkonsultasi ke dokter. Hal ini, agar dapat segera mendapatkan penanganan dan pengobatan lebih cepat.
Semoga bermanfaat untu Anda !
Referensi :
NHS tentang Pneumonia
Healthline tentang Everything You Need to Know About Pneumonia
Mayo Clinik tentang Pneumonia
0 komentar