Menopause, apa saja untuk gejala menopause ini ?

 

Menopause merupakan kejadian alami bagi seorang wanita yang memasuki usia 45 - 55 tahun dan akan dimulai dengan mengalami masa perimenopause.

Wanita menopause berkaitan dengan hot flashes

Wanita menopause diharapkan tetap harus sehat karena menopause merupakan kondisi selesainya siklus menstruasi yang terjadi secara alami. Kondisi ini akan dialami oleh semua wanita dan bisa oleh wanita ketika menginjak usia 45 – 55 tahun.

Setelah siklus menstruasi wanita berhenti dan apabila seorang wanita sudah tidak mengalami menstruasi selama 12 bulan maka secara berturut turut. Kondisi ini akan membuat seorang wanita sudah bisa dipastikan kalau dia telah mengalami menopause.

Wanita yang telah memasuki masa menopause ini, selain akan ditandai dengan tidak menstruasi lagi maka akan muncul juga kondisi yang dikenal dengan hot flashes yaitu rasa panas dan gerah secara tiba tiba.

Dala suatu penelitian yang telah dilakukan terkait dengan menopause ini telah diperoleh 18 – 33 % dari semua wanita menopause akan mengalami rasa nyeri, ketidak nyamanan pada bibir, mulut dan lidah yang dirasakan sebagai kesemutan, panas atau sensasi terbakar.

Seorang wanita juga akan mengalami beberapa perubahan seperti perubahan penampilan fisik, kondisi psikologis sampai dengan perubahan hasrat seksualnya. Dalam fase ini, kaum wanita tersebut sudah tidak dapat hamil lagi.

Perubahan perubahan yang terjadi terhadap wanita menopause ini dapat muncul secara bertahap. Namun demikian, perubahan ini dapat juga muncul secara tiba tiba dan perubahan tubuh yang dialami pada masa menopause ini biasa disebut dengan masa perimenopause.

Kondisi seperti ini, biasanya terjadi beberapa tahun sebelum seseorang mengalami menopause dan biasanya terjadi pada saat wanita berusia 40 tahun tetapi bisa saja terjadi lebih awal yaitu sebelum mencapai usia 40 tahun.

Menopause, apa saja penyebabnya :

Setiap wanita akan memiliki ovarium yang berfungsi untuk membuat hormon estrogen dan progeteron. Kedua hormon inilah yang akan mengontrol periode menstruasi dan pelepasan sel telur atau ovulasi pada kaum wanita.

Proses ovulasi ini terjadi sewaktu folikel telur yang sudah matang pecah dan melepaskan lewat tuba falopi kearah rahim untuk mendapatkan pembuahan.

Semua wanita dengan bertambahnya usia yang berlanjut menjadi tua, maka mereka akan mengalami masa menopause. Kondisi ini merupakan proses alami sehingga indung telur tidak akan melepaskan sel telur lagi dan berakibat wanita tidak akan mengalami menstruasi lagi.

Berikut beberapa makanan yang dapat menunda menopause, antara lain :

- Minyak ikan omega-3

- Kacang kacangan

- Makanan yang mengandung fitoestrogen antara lain biji rami, kedelai dan edamame, buah buahan kering (kurma, plum, aprikot), biji wijen, bawang putih, persik, berry, brokoli, kol dan kembang kol.

Menopause juga dapat disebabkan oleh :

- Primary ovarian insufficiency

Hal ini terjadi akibat dari kelainan genetik atau penyakit autoimun sehingga membuat indung telur berhenti berfungsi. Diseluruh dunia hanya ada 1 % dari wanita yang mengalami primary ovarian insufficiency ini. Oleh sebab itu, kejadian ini memang sangat langka.

- Operasi pengangkatan rahim

Paska melakukan histerektomi biasanya seorang wanita tidak akan langsung mengalami menopause tetapi pasti akan mengalami menopause lebih awal dari yang seharusnya.

Namun demikian, apabila histerektomi ini indung telurnya ikut diangkat maka menopause ini bisa langsung terjadi.

- Pengobatan kanker

Dalam menjalani kemoterapi atau radioterapi dalam pengobatan kanker rahim maka akan dapat merusak indung telur. Kondisi ini akan dapat memicu menopause lebih dini.

Namun demikian, risiko terjadinya menopause ini akan tergantung dari obat kemoterapi yang digunakan, lokasi radioterapi serta usia penderita pada saat melakukan pengobatan tersebut.

Lalu, untuk gejala menopause apa saja

Gejala menopause akan muncul pada saat wanita mulai memasuki masa perimenopause, dan biasanya akan terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun sebelum menstruasi berhenti. Lama gejala dan tingkat keparahannya setiap wanita akan tidak sama.

Secara umum wanita yang mengalami menopause akan memberikan beberapa gejala antara lain :

- Perubahan siklus menstruasi

Wanita yang mengalami masa perinopause ini maka menstruasinya akan menjadi tidak teratur, bisa lebih awal atau terkadang bisa terlambat. Selain itu, darah yang keluar pada saat menstruasi menjadi lebih sedikit atau bisa juga lebih banyak.

- Perubahan penampilan fisik

Wanita yang dalam masa perimenopause akan mengalami perubahan fisik seperti rambut rontok, kulit kering, payudara kendur, sendi terasa nyeri dan kaku, masa otot dan tulang berkurang, berat badan akan bertambah.

- Perubahan psikologis

Wanita yang mengalami masa perimenopause akan terjadi perubahan psikologis seperti suasana hati yang berubah ubah, susah fokus, cepat lelah, sulit tidur, depresi.

- Perubahan seksual

Wanita yang mengalami perimenopause akan mengalami perubahan seksual seperti vagina menjadi kering serta mengalami penurunan libido atau gairah seksual.

Selain itu, juga bisa saja muncul gejala gejala lainnya pada wanita perimenopause antara lain merasa panas sehingga mudah berkeringat, berkeringat pada malam hari, migrain, sakit kepala, nyeri sendi dan jantung berdebar.

Apabila pada masa peromenopause atau setelah lewat setahun terdapat bercak darah yang keluar dari vagina maka segeralah mencari pertolongan medis.

Diagnosis menopause

Seorang wanita dianggap telah menopause jika dia sudah berhenti menstruasi selama 12 bulan berturut turut yang didahului dengan masa perimenopause. Seorang dokter akan menetapkan diagnosis menopause atas dasar usia serta gejala gejala yang dialami oleh pasien.

Selain itu, untuk memastikan biasanya dokter akan melakukan tes darah untuk memeriksa kadar hormon hormon yang ada didalam tubuh.

Kadar hormon yang harus diperiksa, antara lain :

- Estradiol

Hormon ini yang dapat memperlihatkan berapa jumlah kadar estrogen yang dihasilkan oleh ovarium ketika melakukan cek menopause. Apabila menunjukkan jumlah estrogen dalam darah tidak banyak maka pertanda menopause.

- Follicle stimulating hormone (FSH)

Apabila kadar FSH dalam darah meningkat maka menandakan telah menopause

- Thyroid stimulating hormone (TSH)

Pengecekan kadar hormon TSH dilakukan untuk memastikan bahwa pasien yang tidak mengalami hipotiroidisme atau penurunan hormon tiroid ini akan dapat menimbulkan gejala yang mirip dengan menopause.

Pengobatan menopause

Meskipun menopause merupakan kondisi wajar yang akan dialami oleh setiap wanita dan tidak membutuhkan perawatan, tetapi apabila gejala menopause mengganggu maka untuk meredakan gejala menopause dapat dilakukan cara berikut.

Untuk mengatasi gejala menopause :

- Terapi hormon

Ada 2 macam terapi hormon yang dapat dilakukan untuk meredakan gejala menopause yaitu :

- Terapi pengganti hormon estrogen yaitu terapi yang diberikan kepada seorang wanita yang sudah menjalani operasi pengangkatan rahim.

- Terapi kombinasi estrogen dengan progesteon yaitu terapi yang diberikan kepada seorang wanita yang mengalami menopause secara alami.

Namun demikian, terapi ini tidak dinajurkan untuk wanita yang mempunyai riwayat kanker endometrium, kanker payudara, gangguan liver, stroke atau wanita yang mengalami gangguan pembekuan darah.

Terapi pengganti hormon estrogen ini dapat berupa obat estradiol tablet atau estradiol topikal, tetapi untuk mengkonsumsi obat obatan ini harus berkonsultasi dengan doker terlebih dahulu supaya mendapat manfaat yang tepat.

Wanita yang mengalami menopause untuk mengatasi gejala menopause yang muncul selain terapi pengganti hormon juga dapat menggunakan obat obatan.

Obat obatan tersebut antara lain :

- Obat antidepresan

Obat ini dapat digunakan untuk mengendalikan gejala hot flashes serta suasana hati yang mengalami gangguan. Hal ini, harus dengan pengawasan dokter apabila pil estrogen memang tidak dapat diberikan karena alasan kesehatan.

- Gabapentin

Gabapetin merupakan obat kejang yang dapat diberikan untuk mengatasi keringat yang muncul di malam hari. Obat ini juga diberikan sebagai alternatif apabila terapi estrogen tidak dapat diberikan untuk mengatasi hot flashes.

- Clonidine

Obat ini biasanya dipakai untuk mengobati penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi) tetapi bisa dipakai untuk meredakan hot flashes juga.

- Minoxidil

Untuk mengatasi rambut rontok akibat mengalami perimenopause maka dapat menggunakan produk perawatan rambut yang mengandung minoxidil sebanyak 5 %. Gunakanlah setiap hari supaya dapat melebatkan rambut.

- Obat tidur

Obat tidur dapat digunakan untuk mengatasi keluhan sulit tidur. Namun demikian, untuk mengkonsumsi obat tidur ini harus sesuai dengan resep dokter ya.

Agar supaya gejala menopause tidak tambah parah maka sebaiknya menghindari makanan pedas, minuman panas, berkafein atau beralkohol, mengkondisikan lingkungan rumah yang sejuk dan nyaman, memakai pakaian yang adem, melakukan meditasi, yoga, taichi.

Apa saja komplikasi menopause

Menopause akan menyebabkan berkurangnya kadar hormon estrogen sehingga keadaan ini akan menimbulkan beberapa komplikasi.

Berikut beberapa komplikasi menopause :

- Osteoporosis

- Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular)

- Inkontinesia urine atau urine keluar tidak terkontrol

- Gangguan fungsi seksual diantaranya vagina kering atau kehilangan elastisitas vagina

- Gangguan suasana hati seperti mudah murung atau mudah tersinggung

Gangguan tidur akibat hot flashes yaitu merupakan gangguan rasa panas dan gerah secara tiba tiba di leher dan dada sehingga membuat penderitanya mudah berkeringat dan merasa tidak nyaman

Berat badan naik, kenaikan berat badan ini dimulai sejak masa perimenopause sampai saat menopause.

Melakukan olahraga ringan setiap hari seperti olahraga jalan kaki selama 30 menit akan dapat meningkatkan metabolisme tubuh, membuat mood menjadi baik dan bisa mengurangi berat badan.

Selain itu, tidur yang cukup serta asupan nutrisi yang baik akan dapat membantu mengurangi gejala masa perimenopause.

Semoga bermanfaat buat para wanita yang akan memasuki masa menopause ya.

0 komentar